Ketika Hati Bicara,semuanya akan bisa kita lakukan :)

Rabu, 07 September 2011

Tak Selamanya Mendung Itu Kelabu (Part 3)


Malam ini aku bingung, siapa yang akan membantuku untuk membangun sebuah sekolah untuk anak-anak yang hidup di jalanan dan tempat-tempat kumuh. Karena walaupun pemerintah sudah memberikan pelayanan gratis terhadap pendidikan, tetap saja banyak anak-anak yang tidak bersekolah. Aku tahu aku masih sangat muda untuk merancang semua ini dan mendirikan sekolah. Tapi apa salahnya? Aku ingin anak-anak itu berguna bagi bangsa dan Negara. Serta bisa mencapai prestasi mereka semua.

Papa dan Mama. Sekarang aku sudah mendapatkan orang yang akan membantuku untuk menjalankan niat yang tumbuh di hatiku. Segera ku ambil handphone dan mencari nomor papa.

“Halo?papa?ini Ira”
“Iya?kenapa sayang?”
“Pa, Ira pengen membangun sekolah untuk anak-anak jalanan. Boleh?”
“Apa?! Buat apa kamu membuang-buang uang untuk bangun sekolah untuk anak-anak jalanan? Mereka itu tidak bermutu sayang. Percuma!”
“Papa, Ira tidak pernah meminta sesuatu dari papa ataupun mama. Dan sekarang,untuk kali ini saja tolong pa. Bantu Ira. Dan papa mesti inget, pendidikan itu penting pa. Papa saja butuh pendidikan dan usaha untuk menjadi orang sukses,tanpa itu papa juga tidak bermutu.Begitu juga mereka pa, mereka butuh pendidikan. Mereka nanti akan menjadi orang-orang bermutu dan patut dibanggakan. Mereka punya bakat sendiri pa. Percaya sama Ira.”
“Tidak Ira! Jangan menceramahi papa. Lebih baik kamu gunakan uang itu untuk belanja atau membeli apa yang kamu mau. Supaya teman-teman kamu memuji dirimu! Sudah papa tidak mau membahas ini lagi.”

Aku sama sekali tidak menyangka papa membentakku seperti itu. Mungkin hanya mama yang bisa membantuku untuk membujuk papa dan menyadarkan hati papa yang seperti itu. Aku pun memutuskan untuk menelpon mama dan meminta bantuan beliau. Akhirnya, mama ingin membantuku.

Hari-hari kini aku dan Adnil jalani bersama anak-anak di tempat kumuh ini. Sambil mengajarkan mereka beberapa ilmu yang kami dapatkan,memotivasi mereka dan mengasah kemampuan mereka semua. Walau hanya seperti tempat belajar biasa yang tak sepantasnya, yang penting mereka bisa mengisi otak mereka dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk mereka semua. Kini, Arin makin giat melukis sesuatu dan semua hasil karya patut di acungi jempol karena lukisan yang sangat bagus dan jarang ditemukan anak yang berusia 8 tahun bisa melukis. Tiba-tiba handphone ku berbunyi, aku kaget ternyata papa menelfonku.
 
“Halo pa?”
“Halo sayang. Maafin papa ya kemarin sempat kasar sama kamu. Papa sudah menyiapkan beberapa orang untuk membangun sekolah yang kamu inginkan. Dan papa mau semua anak-anak itu berhasil. Jangan biarkan dunia mereka kelam kelabu, buatlah dunia mereka indah bersinar”
“Siap papa! Ira janji”

Aku senang sekali papa ingin membantuku. Segera ku kabarkan kabar gembira itu kepada Adnil dan anak-anak. Kami sangat senang dan menyambut pintu mimpi telah terbuka menuju tangga kesuksesan.

Beberapa tahun kemudian, 

Anak-anak jalanan itu telah tumbuh dewasa menjadi orang-orang sukses seperti apa yang aku harapkan dan mimpi mereka telah tercapai. Mereka adalah orang-orang yang ingin berusaha keras menjalani hidup untuk mencapai kesuksesan. Arin menjadi pelukis terkenal, yang lainnya ada yang menjadi pengusaha, arsitek dll.

“Mimpi itu akan tercapai jika ada niat dan usaha yang keras. Kehidupan yang gelap bukan menjadi alasan untuk berhenti berharap. Dan yakinlah bahwa mendung tak selamanya kelabu”     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar