Malam ini aku bingung,
siapa yang akan membantuku untuk membangun sebuah sekolah untuk anak-anak yang
hidup di jalanan dan tempat-tempat kumuh. Karena walaupun pemerintah sudah
memberikan pelayanan gratis terhadap pendidikan, tetap saja banyak anak-anak
yang tidak bersekolah. Aku tahu aku masih sangat muda untuk merancang semua ini
dan mendirikan sekolah. Tapi apa salahnya? Aku ingin anak-anak itu berguna bagi
bangsa dan Negara. Serta bisa mencapai prestasi mereka semua.
Papa dan Mama. Sekarang aku sudah mendapatkan orang yang
akan membantuku untuk menjalankan niat yang tumbuh di hatiku. Segera ku ambil
handphone dan mencari nomor papa.
“Halo?papa?ini
Ira”
“Iya?kenapa
sayang?”
“Pa,
Ira pengen membangun sekolah untuk anak-anak jalanan. Boleh?”
“Apa?!
Buat apa kamu membuang-buang uang untuk bangun sekolah untuk anak-anak jalanan?
Mereka itu tidak bermutu sayang. Percuma!”
“Papa,
Ira tidak pernah meminta sesuatu dari papa ataupun mama. Dan sekarang,untuk
kali ini saja tolong pa. Bantu Ira. Dan papa mesti inget, pendidikan itu
penting pa. Papa saja butuh pendidikan dan usaha untuk menjadi orang
sukses,tanpa itu papa juga tidak bermutu.Begitu juga mereka pa, mereka butuh
pendidikan. Mereka nanti akan menjadi orang-orang bermutu dan patut
dibanggakan. Mereka punya bakat sendiri pa. Percaya sama Ira.”
“Tidak
Ira! Jangan menceramahi papa. Lebih baik kamu gunakan uang itu untuk belanja
atau membeli apa yang kamu mau. Supaya teman-teman kamu memuji dirimu! Sudah
papa tidak mau membahas ini lagi.”
Aku sama sekali tidak menyangka papa membentakku seperti itu.
Mungkin hanya mama yang bisa membantuku untuk membujuk papa dan menyadarkan
hati papa yang seperti itu. Aku pun memutuskan untuk menelpon mama dan meminta
bantuan beliau. Akhirnya, mama ingin membantuku.
Hari-hari
kini aku dan Adnil jalani bersama anak-anak di tempat kumuh ini. Sambil
mengajarkan mereka beberapa ilmu yang kami dapatkan,memotivasi mereka dan
mengasah kemampuan mereka semua. Walau hanya seperti tempat belajar biasa yang
tak sepantasnya, yang penting mereka bisa mengisi otak mereka dengan ilmu-ilmu
yang bermanfaat untuk mereka semua. Kini, Arin makin giat melukis sesuatu dan semua
hasil karya patut di acungi jempol karena lukisan yang sangat bagus dan jarang
ditemukan anak yang berusia 8 tahun bisa melukis. Tiba-tiba handphone ku
berbunyi, aku kaget ternyata papa menelfonku.
“Halo
pa?”
“Halo
sayang. Maafin papa ya kemarin sempat kasar sama kamu. Papa sudah menyiapkan
beberapa orang untuk membangun sekolah yang kamu inginkan. Dan papa mau semua
anak-anak itu berhasil. Jangan biarkan dunia mereka kelam kelabu, buatlah dunia
mereka indah bersinar”
“Siap
papa! Ira janji”
Aku senang sekali papa ingin membantuku. Segera ku
kabarkan kabar gembira itu kepada Adnil dan anak-anak. Kami sangat senang dan
menyambut pintu mimpi telah terbuka menuju tangga kesuksesan.
Beberapa tahun
kemudian,
Anak-anak jalanan itu telah tumbuh dewasa menjadi
orang-orang sukses seperti apa yang aku harapkan dan mimpi mereka telah
tercapai. Mereka adalah orang-orang yang ingin berusaha keras menjalani hidup
untuk mencapai kesuksesan. Arin menjadi pelukis terkenal, yang lainnya ada yang
menjadi pengusaha, arsitek dll.
“Mimpi
itu akan tercapai jika ada niat dan usaha yang keras. Kehidupan yang gelap
bukan menjadi alasan untuk berhenti berharap. Dan yakinlah bahwa mendung tak
selamanya kelabu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar